Selasa, 17 November 2015

Gentle atau gengsi ?



Perkembangan zaman merupakan salah satu faktor terkuat yang mampu merubah sistem sosial dalam hidup bermasyarakat, sehingga proses sosialisasi dalam masyarakat memiliki perbedaan yang dapat terlihat maupun yang tidak terlihat. Salah satu anggota dari masyarakat adalah golongan para pemuda.
Pemuda adalah anggota masyarakat yang menurut usia tergolong dalam usia remaja hingga usia menjelang dewasa. Pemuda juga dapat dikategorikan bagi anggota masyarakat yang masih tergolong dalam usia produktif. Kata pemuda memiliki arti untuk menggambarkan seseorang yang muda, kuat dan tangguh, karena secara fisik dan mental pemuda dianggap lebih mampu untuk bersaing dalam meraih suatu hal yang terbaik terutama persaingan di negara sendiri.
Pemuda tidak hanya ditujukan untuk kaum laki-laki melainkan juga bagi kaum perempuan, namum perbedaan sangat terasa jelas antara keduanya. Laki-laki dianggap lebih kuat dibandingkan oleh wanita, karena itu laki-laki memiliki beban yang lebih berat dari perempuan dalam memegang status sebagai pemuda. Identitas pemuda dalam masyarakat tentu akan semakin berat tanggung jawabnya seiring berkembangnya zaman karena bangsa dan negara lebih membutuhkan tenaga-tenaga muda yang mampu membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Untuk menciptakan seorang pemuda yang  memiliki kualitas yang baik, tentu perlu adanya unsur-unsur yang membantu yaitu salah satunya pendidikan. Pendidikan merupakan salah kunci menuju kesuksesan dalam kehidupan, karena itu sebagai seorang pemuda wajib berusaha untuk menempuh bangku pendidikan sampai pendidikan tertinggi. Pendidikan yang tinggi akan menghasilkan seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian diatas rata-rata. Namun tidak hanya dalam dunia pendidikan, tetapi pemuda yang berpendidikan harus mampu mewujudkan kemampuannya dalam bersosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat. Wujud sosialisasi tersebut dapat berupa membangkitkan semangat para pemuda lainnya untuk berjuang lebih baik kedepannya dengan menunjukkan sikap dan perilaku sesuai identitas mereka sebagai pemuda dan sebagai manusia yang berpendidikan.
Tidak jarang diantara pemuda sendiri pun sering terjadi konflik atau masalah sosial, salah satunya tawuran antar remaja. Konflik ini sering terjadi di antara pemuda yang masih duduk dibangku sekolah, seperti para siswa SMP dan SMA dan para mahasiswa dari perguruan tinggi. Penyebab terjadinya masalah sosial ini sangat beragam jenisnya, dapat disebabkan karena masalah antar sekolah maupun masalah antar siswa dari sekolah yang berbeda. Pemuda yang pada umumnya masih memiliki emosi yang belum seimbang tentu akan langsung tertarik untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Namun yang menjadi fokus utama yaitu cara mereka dalam menyelesaikan masalah yang ada, yaitu dengan cara kasar dan keras serta dengan menggunakan senjata tajam yang biasa disebut tawuran.
Tawuran dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, dan akibat yang ditimbulkan tidak ada menghasilkan hal yang positif melainkan hal yang negatif seperti kematian, kecacatan dan kerusakan sarana dan prasarana disekitar lokasi kejadian. Akibat yang negatif tersebut tidak hanya dialami oleh pelaku tawuran itu sendiri, melainkan dapat dialami juga oleh masyarakat sekitar lokasi kejadian  seperti anak-anak, remaja dan orang dewasa. Akibat lain yang muncul yaitu rusaknya dan hancurnya sarana publik yang seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik untuk kepentingan publik.
Secara hukum dan secara manusiawi tentu cara yang dilakukan oleh para pelaku tawuran tentu salah karena melanggar etika sebagai manusia. Mental yang masih lemah membuat para pemuda yang terlibat tidak mampu menahan emosi sehingga mereka lebih memilih berkelahi dibandingkan dengan penyelesaian secara musyawarah. Di samping karena mental yang masih lemah, tentu ada faktor lain yang mendukung terjadinya tawuran yaitu faktor ingin menunjukkan diri sebagai yang terhebat dan terkuat dan juga didukung oleh faktor gengsi dalam menjaga nama baik sekolah. Mental pelaku dalam menjaga nama baik sekolah memang patut dibanggakan, tetapi bukan dengan cara tawuran. Menjaga nama baik sekolah dapat dilakukan dengan menjadi siswa teladan, cerdas dan berprestasi dalam hal akademik maupun non-akademik.
Solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah sosial atau konflik sosial diantara pemuda maupun masyarakat, yaitu merubah mental pemuda menjadi mental seorang pahlawan atau bagi pemuda lelaki merubah mental menjadi seorang laki-laki gentle man. Gentle merupakan suatu kata yang banyak artinya, salah satu arti dari kata tersebut adalah mereka yang mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah dengan akal sehat dan pikiran yang tenang. Karena itu, jika pemuda mampu memiliki mental gentle bukan mental gengsi, maka tidak akan adanya kekerasan atau kericuhan dalam menyelesaikan sebuah masalah seperti tidak ada lagi tawuran antar pelajar atau antar mahasiswa yang merupakan suatu tindak kriminal.
Cara yang paling mudah dilakukan untuk merubah menjadi seorang mental pahlawan adalah dengan menyadari diri sebagai pemuda dan menyadari diri sebagai seorang yang berpendidikan. Dengan kesadaran dari dalam diri pemuda, bukan tidak mungkin bangsa dan negara akan menjadi lebih baik kedepannya terutama dalam hal sosial dan pendidikan. Faktor lain yang dapat merubah mental pemuda menjadi mental yang kuat, berani, tangguh dan bijaksana adalah dengan dorongan masyarakat yang selalu mengingatkan para pemuda dalam bersikap dan bertingkah laku agar tidak melakukan hal yang melanggar etika manusia, melainkan memiliki attitude yang baik dan patut dicontoh oleh orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar