Perkembangan
zaman merupakan salah satu faktor terkuat yang mampu merubah sistem sosial
dalam hidup bermasyarakat, sehingga proses sosialisasi dalam masyarakat
memiliki perbedaan yang dapat terlihat maupun yang tidak terlihat. Salah satu
anggota dari masyarakat adalah golongan para pemuda.
Pemuda
adalah anggota masyarakat yang menurut usia tergolong dalam usia remaja hingga
usia menjelang dewasa. Pemuda juga dapat dikategorikan bagi anggota masyarakat
yang masih tergolong dalam usia produktif. Kata pemuda memiliki arti untuk
menggambarkan seseorang yang muda, kuat dan tangguh, karena secara fisik dan
mental pemuda dianggap lebih mampu untuk bersaing dalam meraih suatu hal yang
terbaik terutama persaingan di negara sendiri.
Pemuda
tidak hanya ditujukan untuk kaum laki-laki melainkan juga bagi kaum perempuan,
namum perbedaan sangat terasa jelas antara keduanya. Laki-laki dianggap lebih
kuat dibandingkan oleh wanita, karena itu laki-laki memiliki beban yang lebih
berat dari perempuan dalam memegang status sebagai pemuda. Identitas pemuda
dalam masyarakat tentu akan semakin berat tanggung jawabnya seiring berkembangnya
zaman karena bangsa dan negara lebih membutuhkan tenaga-tenaga muda yang mampu
membawa perubahan kearah yang lebih baik.
Untuk
menciptakan seorang pemuda yang memiliki
kualitas yang baik, tentu perlu adanya unsur-unsur yang membantu yaitu salah
satunya pendidikan. Pendidikan merupakan salah kunci menuju kesuksesan dalam
kehidupan, karena itu sebagai seorang pemuda wajib berusaha untuk menempuh
bangku pendidikan sampai pendidikan tertinggi. Pendidikan yang tinggi akan
menghasilkan seseorang yang memiliki kemampuan dan keahlian diatas rata-rata.
Namun tidak hanya dalam dunia pendidikan, tetapi pemuda yang berpendidikan
harus mampu mewujudkan kemampuannya dalam bersosialisasi dalam kehidupan
bermasyarakat. Wujud sosialisasi tersebut dapat berupa membangkitkan semangat
para pemuda lainnya untuk berjuang lebih baik kedepannya dengan menunjukkan
sikap dan perilaku sesuai identitas mereka sebagai pemuda dan sebagai manusia
yang berpendidikan.
Tidak
jarang diantara pemuda sendiri pun sering terjadi konflik atau masalah sosial,
salah satunya tawuran antar remaja. Konflik ini sering terjadi di antara pemuda
yang masih duduk dibangku sekolah, seperti para siswa SMP dan SMA dan para
mahasiswa dari perguruan tinggi. Penyebab terjadinya masalah sosial ini sangat
beragam jenisnya, dapat disebabkan karena masalah antar sekolah maupun masalah
antar siswa dari sekolah yang berbeda. Pemuda yang pada umumnya masih memiliki
emosi yang belum seimbang tentu akan langsung tertarik untuk menyelesaikan
konflik yang terjadi. Namun yang menjadi fokus utama yaitu cara mereka dalam
menyelesaikan masalah yang ada, yaitu dengan cara kasar dan keras serta dengan
menggunakan senjata tajam yang biasa disebut tawuran.
Tawuran
dapat terjadi kapanpun dan dimanapun, dan akibat yang ditimbulkan tidak ada
menghasilkan hal yang positif melainkan hal yang negatif seperti kematian,
kecacatan dan kerusakan sarana dan prasarana disekitar lokasi kejadian. Akibat
yang negatif tersebut tidak hanya dialami oleh pelaku tawuran itu sendiri,
melainkan dapat dialami juga oleh masyarakat sekitar lokasi kejadian seperti anak-anak, remaja dan orang dewasa.
Akibat lain yang muncul yaitu rusaknya dan hancurnya sarana publik yang
seharusnya dijaga dan dirawat dengan baik untuk kepentingan publik.
Secara
hukum dan secara manusiawi tentu cara yang dilakukan oleh para pelaku tawuran
tentu salah karena melanggar etika sebagai manusia. Mental yang masih lemah membuat
para pemuda yang terlibat tidak mampu menahan emosi sehingga mereka lebih
memilih berkelahi dibandingkan dengan penyelesaian secara musyawarah. Di
samping karena mental yang masih lemah, tentu ada faktor lain yang mendukung
terjadinya tawuran yaitu faktor ingin menunjukkan diri sebagai yang terhebat
dan terkuat dan juga didukung oleh faktor gengsi dalam menjaga nama baik
sekolah. Mental pelaku dalam menjaga nama baik sekolah memang patut
dibanggakan, tetapi bukan dengan cara tawuran. Menjaga nama baik sekolah dapat
dilakukan dengan menjadi siswa teladan, cerdas dan berprestasi dalam hal
akademik maupun non-akademik.
Solusi
terbaik dalam menyelesaikan masalah sosial atau konflik sosial diantara pemuda
maupun masyarakat, yaitu merubah mental pemuda menjadi mental seorang pahlawan
atau bagi pemuda lelaki merubah mental menjadi seorang laki-laki gentle man. Gentle merupakan suatu kata
yang banyak artinya, salah satu arti dari kata tersebut adalah mereka yang
mampu menghadapi dan menyelesaikan suatu masalah dengan akal sehat dan pikiran
yang tenang. Karena itu, jika pemuda mampu memiliki mental gentle bukan mental
gengsi, maka tidak akan adanya kekerasan atau kericuhan dalam menyelesaikan
sebuah masalah seperti tidak ada lagi tawuran antar pelajar atau antar
mahasiswa yang merupakan suatu tindak kriminal.
Cara
yang paling mudah dilakukan untuk merubah menjadi seorang mental pahlawan
adalah dengan menyadari diri sebagai pemuda dan menyadari diri sebagai seorang
yang berpendidikan. Dengan kesadaran dari dalam diri pemuda, bukan tidak
mungkin bangsa dan negara akan menjadi lebih baik kedepannya terutama dalam hal
sosial dan pendidikan. Faktor lain yang dapat merubah mental pemuda menjadi
mental yang kuat, berani, tangguh dan bijaksana adalah dengan dorongan masyarakat
yang selalu mengingatkan para pemuda dalam bersikap dan bertingkah laku agar
tidak melakukan hal yang melanggar etika manusia, melainkan memiliki attitude yang baik dan patut dicontoh
oleh orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar